Rabu, 03 Oktober 2012

There is no friendship more valuable than family, and we are a family for you..


Kami adalah temen sekelas saat semester 1 di Universitas Pancasila, kelas E Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Tahun 2009.. Biasanya disingkat EAPers~ E untuk Kelas E, A untuk Akuntansi, dan P untuk Pancasila kemudian ers~ adalah tambahan bahwa EAP ini suatu nama yang memiliki banyak anggota, diantaranya saudara kami yang sangat kami cintai, Rheza Anugrah Rudi Andrawan atau yang biasa kami sapa, Resa, Gendut, Bernard dan Igor.





Semuanya berawal sekitar 4 bulan yang lalu, pertengahan bulan Juni. Saat itu kami EAPers~ merencanakan ingin pergi ke Cimory Restoran di Puncak, acara traktir ultah Juwita, Wida dan Nurul.. Rencananya Rhesa mau izin kerja supaya bisa ikut kami ke Puncak untuk sekedar makan siang dan foto-foto, namun dia belum memastikan bisa bergabung atau tidak karena hari senin dia baru saja meliburkan diri sehari dengan alasan pindah rumah, tadinya rumahnya di Cibubur, dan pindah ke Jati Jajar, Tapos Depok.. Rhesa sudah cuti kuliah sejak semester 6 awal tahun 2012, karena keadaan keuangan keluarganya yang sudah mulai pailit.. Kalau tidak salah ingat hari itu hari rabu malam Rhesa kasih kabar tidak jadi ikut karena sakit pinggang, akhirnya dia tetap izin kerja tapi bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk istirahat dirumah karena pinggangnya sakit.. Agak kecewa karena dia tidak bisa ikut bersama kami seperti biasanya, karena semenjak cuti kuliah kami jarang bertemu dan berkumpul seperti dulu, dia sibuk dengan kerjaannya yang lumayan jauh, rumahnya di Jati Jajar< Tapos Depok dan bekerja di Kebun Jeruk-Jakarta Barat.. Jauhnya dari ujung timur ke ujung barat, apalagi dilaluin naik motor.. Naik motor, ya sekali lagi, naik motor..




Kemudian beberapa hari setelah itu kami kembali mendapat kabar kalau Rhesa masuk rumah sakit karena sakit pinggang tersebut. Kami agak bingung kenapa sakit pinggang bisa sampai segitu parahnya, salah satu dari kami menjenguk Rhesa di Rumah Sakit Sentra Medika yang berada di Jalan Raya Bogor.. kami pikir Rhesa akan segera sembuh, tapi beberapa hari setelah kabar itu kami malah mendapat kabar lagi kalau keadaannya tidak menunjukkan kondisi yang membaik bahkan bisa dibilang memburuk, hasil CT Scan dan MRI tidak menjelaskan apa yang membuat pinggangnya begitu sakit sampai dia tidak bisa tidur telentang, dia hanya bisa duduk. Semua dia lakukan sambil duduk, semuaa, semuaa kegiatan, dia lakukan sambil duduk. Tidur, makan, sholat, dll sambil duduk,karena memang itu yang bisa dia lakukan. Lama-kelamaan dia tidak sanggup berdiri karena kakinya bengkak, kemudian kakinya tidak bisa digerakan sampai sekarang.. Dokter mengisyaratkan agar Rhesa segera di operasi, namun peluang sembuhnya tidak banyak, keluarganya mendapat rujukan untuk mencoba pengobatan alternatif, dan akhirnya mencoba segala pengobatan alternatif kesana-sini sambil terus terapi ke rumah sakit. Tapi hasilnya masih nihil, belum ada perubahan signifikan pada kesehatannya.




Keluarganya tidak pernah putus asa, kami pun tidak pernah berhenti memberikan semangat kepada saudara kami ini agar terus berdoa dan percaya bahwa Allah SWT akan memberikannya kesembuhan. Sampai suatu hari Ayahanda Rhesa mendatangi salah satu dari kami dan menceritakan kondisi Rhesa yang sesungguhnya semakin memburuk. Beliau juga menceritakan kondisi keuangan yang semakin menipis, sedangkan Rhesa harus segera dioperasi karena di sekitar pinggangnya menunjukkan ada tiga titik hitam yang tidak terdeteksi dokter, harus dibuka dan diteliti namun tidak menyembuhkan. Tiga titik ini tidak bisa dioperasi sekaligus, harus satu demi satu dengan rentang waktu satu bulan setiap operasinya. Satu kali operasi membutuhkan biaya lebih dari Rp 30.000.000,- dan keluarganya tidak memiliki uang sebanyak itu untuk tiga kali operasi, dan operasinya hanya dapat dilakukan di salah satu RS terbesar di Indonesia dan RS di Singapura. Untuk alasan pengobatan motor yang biasa Rhesa gunakan untuk mencari ilmu dan membantu orang tuanya mencari nafkah pun harus dijual. Dan kini rumah yang mereka tempati di Jati Jajar yang baru beberapa bulan mereka tinggali pun terancam dijual untuk pengobatan saudara kami tersebut. Entah mereka akan tinggal dimana setelah ini.







Kami hanya bisa membantu tidak seberapa, hanya sepersekian persen dari kebutuhan yang seharusnya dipenuhi. Kami tidak bisa bantu banyak, kami masih tercatat sebagai mahasiswa yang tidak memiliki penghasilan yang bisa kami sumbangkan kepada Saudara kami ini. Entah apa yang harus kami lakukan agar dapat mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar dapat membantu keluarganya. Kami masih selalu berusaha untuk membantu membuat Rhesa untuk bisa tetap tersenyum dengan berkunjung ke rumahnya selain dari bantuan materiil. Dan sampai saat ini pun, Rhesa masih dapat tersenyum di depan kami walaupun kondisinya makin memburuk, itulah Rhesa, teman kami yang murah senyum dan sangat baik kepada siapapun :’)




Teman-teman, kami mohon dengan segala kerendahan hati untuk memberikan dukungannya moril maupun materil kepada saudara kami ini dengan cara:
1. Menyumbangkan uang. Dalam hal ini semampu yang kita bisa, asal penuh dengan keikhlasan dan halal.   sebesar apapun yang diberikan, semuanya kami terima dengan ikhlas dan senang hati.
2. Doakan Saudara kami Rheza Anugrah Rudi Andrawan Bin Chandra Yuliawan setulus mungkin. Allah SWT pasti mendengar doa kita dan insya Allah doa yang dipanjatkan akan mendapatkan balasan terindah dari Allah SWT.
3. Sebarkan berita ini lewat BBM, Twitter, dan Facebook agar semakin banyak orang yang membantu Rhesa dengan cara memberikan link blog ini. 

Berikut adalah nomer Rekening yang bisa digunakan, rekening ini kami ganti dengan rekening milik Rheza dan orang tua Rheza
1.   BNI Cabang Universitas Indonesia Depok No. rekening 0063766357 atas nama CHANDRA YULIAWAN (ini no rekening ayahnya Rheza)
2. BRI Cabang Lenteng Agung Jakarta No. rekening 0947-01-029642-53-6 atas nama RHEZA ANUGRAH  RUDY ANDRAWAN
3. BCA Cabang Matraman No. rekening 3423085611 atas nama ASLINDA (ini no rekening ibunya Rheza)
4. MANDIRI Cabang Depok No. rekening 157-00-0279582-2 atas nama ASLINDA (ini no rekening ibunya Rheza)
5. Bagi teman-teman, dosen, karyawan atau seluruh Keluarga Besar Universitas Pancasila yang ingin memberikan bantuannya secara langsung (tatap muka) dapat memberikannya kepada salah satu dari anak EAP (Taufan, Rizka, Dwi, Deska, Anis, Wita, Wida, Lisna, Tami, Fatma, Irene, Ncek, Nurul, Susi, Wivi, Lutfi, Rilham, Tedja, Zulmi, David, Bayu dll)

Sungguh cerita ini adalah kenyataan, bukan hoax. Kami semua adalah Mahasiswa Aktif Akuntansi di Universitas Pancasila angkatan 2009. Bisa langsung menghubungi contact person kami untuk menguji kebenarannya : CP : Taufan (08561433691), Rizka (085692755217)

Semua bantuan moril dan materil dari teman-teman, kami mengucapkan banyak terima kasih dari hati yang paling dalam dengan segala kerendahan hati. Semoga selalu berada lindungan Allah SWT dan diberikan balasan yang terindah.

13 komentar:

  1. saya berdoa semoga temannya cepat diberi kesembuhan. amiiin

    BalasHapus
  2. cepet sembuh dan semangattt!!

    BalasHapus
  3. sabar ya
    mungkin ini semunya ujian
    allah takkan uji umatnya lebih dari kemampuan diri umat itu
    semoga cept sembuh y mas rhesa

    BalasHapus
  4. makasih untuk yang sudah dengan tulus ikhlas menyumbang, pastinya ini akan sangat membantu untuk pengobatan Rheza :))

    BalasHapus
  5. buat rheza cepet sembuh, tetap semangat, kita semua selalu mendoakan yang terbaik buat lo. get well soon rheza :)

    BalasHapus
  6. buat Rheza semoga cepet sembuh,harus slalu percaya dan semangat untuk menghadapin cobaan ini...pasti allah akan ngasi jalan yg terbaik untukmu...
    buat orang tua rheza harus selalu sabar...
    kita semua derdoa semoga rheza cpt sembuh dan kembali beraktifitas ....

    BalasHapus
  7. cepet sembuh buat reza.. dan tetap semangat kita semua akan selalu ada buat lo..

    BalasHapus
  8. bro reza selalu semangat ya dan percaya muzizat itu nyata teman. Tuhan member
    kati bro. selalu tersenyum.
    Riko PSKD 1

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya mas riko :) nanti disampaikan salamnya buat resaa :,)

      Hapus
  9. astaghfirullahaladzim.saya tmn sdnya reza.stelah bbrp tahun ndak pernah ktemu,ternyata kondisinya sudah sperti ini.aku doakan smoga reza cpet smbuh dan diberi ktabahan.semoga allah swt memberikan keridhoan serta keikhlasan slalu.kalau mau menjenguknya bagaimana ya?nuhun sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hubungin ke no taufan aja, nanti dikasih tau alamatnya sama dia. kalau bisa kesananya ngajak temen2 yg lain ya. samasama :))

      Hapus
  10. turut prihatin dengan mas rezha,, semoga selalu diberikan kekuatan untuk dapat ikhlas menghadapinya...

    untuk temen2nya rezha, skrg update terbaru dr rezha gimana?
    sejauh mana dampak dr publikasi cerita ini di twitter & social media yang lainnya?
    bukan apa-apa, jangan sampai nanti malah kesalahan karena terlalu mem-blow-up cerita ini ke social media,, bagaimanapun ini adalah musibah sebuah keluarga, yang (masih) sering dianggap tabu utk di share ke masyarakat umum...
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak Mardianaa :,) makasih ya doanya buat saudara kami :)

      Keadaannya membaik, sekarang sedang dirawat di RSCM untuk penanganan lebih lanjut dari dokter :)
      sejauh ini sih dampaknya positif kok mbak, karena blog ini jadi banyak yang menyumbangkan sebagian rezekinya ke keluarganya Rheza dan banyak juga yang bantu share. Dan kami juga sudah minta izin sama orang tuanya Rheza, alhamdulillah share ini kami lakukan bukan untuk niatan gak baik kok mbak, share ini bertujuan agar meringankan beban material sahabat kami ini :,)

      Hapus