Kami adalah temen sekelas saat
semester 1 di Universitas Pancasila, kelas E Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Tahun 2009.. Biasanya disingkat EAPers~ E untuk Kelas E, A untuk Akuntansi, dan P untuk Pancasila kemudian ers~
adalah tambahan bahwa EAP ini suatu nama yang memiliki banyak anggota,
diantaranya saudara kami yang sangat kami cintai, Rheza Anugrah Rudi Andrawan
atau yang biasa kami sapa, Resa, Gendut, Bernard dan Igor.
Semuanya berawal sekitar 4 bulan
yang lalu, pertengahan bulan Juni. Saat itu kami EAPers~ merencanakan ingin
pergi ke Cimory Restoran di Puncak, acara traktir ultah Juwita, Wida dan Nurul.. Rencananya Rhesa
mau izin kerja supaya bisa ikut kami ke Puncak untuk sekedar makan siang dan
foto-foto, namun dia belum memastikan bisa bergabung atau tidak karena hari
senin dia baru saja meliburkan diri sehari dengan alasan pindah rumah, tadinya
rumahnya di Cibubur, dan pindah ke Jati Jajar, Tapos Depok.. Rhesa sudah cuti
kuliah sejak semester 6 awal tahun 2012, karena keadaan keuangan keluarganya
yang sudah mulai pailit.. Kalau tidak salah ingat hari itu hari rabu malam
Rhesa kasih kabar tidak jadi ikut karena sakit pinggang, akhirnya dia tetap
izin kerja tapi bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk istirahat dirumah
karena pinggangnya sakit.. Agak kecewa karena dia tidak bisa ikut bersama kami
seperti biasanya, karena semenjak cuti kuliah kami jarang bertemu dan berkumpul
seperti dulu, dia sibuk dengan kerjaannya yang lumayan jauh, rumahnya di Jati
Jajar< Tapos Depok dan bekerja di Kebun Jeruk-Jakarta Barat.. Jauhnya dari ujung timur ke ujung
barat, apalagi dilaluin naik motor.. Naik motor, ya sekali lagi, naik motor..
Kemudian beberapa hari setelah
itu kami kembali mendapat kabar kalau Rhesa masuk rumah sakit karena sakit
pinggang tersebut. Kami agak bingung kenapa sakit pinggang bisa sampai segitu
parahnya, salah satu dari kami menjenguk Rhesa di Rumah Sakit Sentra Medika
yang berada di Jalan Raya Bogor.. kami pikir Rhesa akan segera sembuh, tapi
beberapa hari setelah kabar itu kami malah mendapat kabar lagi kalau keadaannya
tidak menunjukkan kondisi yang membaik bahkan bisa dibilang memburuk, hasil CT
Scan dan MRI tidak menjelaskan apa yang membuat pinggangnya begitu sakit sampai
dia tidak bisa tidur telentang, dia hanya bisa duduk. Semua dia lakukan sambil
duduk, semuaa, semuaa kegiatan, dia lakukan sambil duduk. Tidur, makan, sholat, dll sambil duduk,karena memang itu
yang bisa dia lakukan. Lama-kelamaan dia tidak sanggup berdiri karena
kakinya bengkak, kemudian kakinya tidak bisa digerakan sampai sekarang.. Dokter
mengisyaratkan agar Rhesa segera di operasi, namun peluang sembuhnya tidak
banyak, keluarganya mendapat rujukan untuk mencoba pengobatan alternatif, dan
akhirnya mencoba segala pengobatan alternatif kesana-sini sambil terus terapi
ke rumah sakit. Tapi hasilnya masih nihil, belum ada perubahan signifikan pada
kesehatannya.
Keluarganya tidak pernah putus
asa, kami pun tidak pernah berhenti memberikan semangat kepada saudara kami ini
agar terus berdoa dan percaya bahwa Allah SWT akan memberikannya kesembuhan.
Sampai suatu hari Ayahanda Rhesa mendatangi salah satu dari kami dan
menceritakan kondisi Rhesa yang sesungguhnya semakin memburuk. Beliau juga
menceritakan kondisi keuangan yang semakin menipis, sedangkan Rhesa harus
segera dioperasi karena di sekitar
pinggangnya menunjukkan ada tiga titik hitam yang tidak terdeteksi
dokter, harus dibuka dan diteliti namun tidak menyembuhkan. Tiga titik ini
tidak bisa dioperasi sekaligus, harus satu demi satu dengan rentang waktu satu
bulan setiap operasinya. Satu kali operasi membutuhkan biaya lebih dari Rp 30.000.000,- dan keluarganya
tidak memiliki uang sebanyak itu untuk tiga kali operasi, dan operasinya hanya dapat dilakukan di salah satu
RS terbesar di Indonesia dan RS di Singapura. Untuk alasan pengobatan
motor yang biasa Rhesa gunakan untuk mencari ilmu dan membantu orang tuanya
mencari nafkah pun harus dijual. Dan kini rumah yang mereka tempati di Jati
Jajar yang baru beberapa bulan mereka tinggali pun terancam dijual untuk
pengobatan saudara kami tersebut. Entah mereka akan tinggal dimana setelah ini.
Kami hanya bisa membantu tidak seberapa, hanya sepersekian persen dari kebutuhan yang seharusnya dipenuhi. Kami tidak bisa bantu banyak, kami masih tercatat sebagai mahasiswa yang tidak memiliki penghasilan yang bisa kami sumbangkan kepada Saudara kami ini. Entah apa yang harus kami lakukan agar dapat mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar dapat membantu keluarganya. Kami masih selalu berusaha untuk membantu membuat Rhesa untuk bisa tetap tersenyum dengan berkunjung ke rumahnya selain dari bantuan materiil. Dan sampai saat ini pun, Rhesa masih dapat tersenyum di depan kami walaupun kondisinya makin memburuk, itulah Rhesa, teman kami yang murah senyum dan sangat baik kepada siapapun :’)
Kami hanya bisa membantu tidak seberapa, hanya sepersekian persen dari kebutuhan yang seharusnya dipenuhi. Kami tidak bisa bantu banyak, kami masih tercatat sebagai mahasiswa yang tidak memiliki penghasilan yang bisa kami sumbangkan kepada Saudara kami ini. Entah apa yang harus kami lakukan agar dapat mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya agar dapat membantu keluarganya. Kami masih selalu berusaha untuk membantu membuat Rhesa untuk bisa tetap tersenyum dengan berkunjung ke rumahnya selain dari bantuan materiil. Dan sampai saat ini pun, Rhesa masih dapat tersenyum di depan kami walaupun kondisinya makin memburuk, itulah Rhesa, teman kami yang murah senyum dan sangat baik kepada siapapun :’)
Teman-teman, kami mohon dengan segala
kerendahan hati untuk memberikan dukungannya moril maupun materil kepada
saudara kami ini dengan cara:
1. Menyumbangkan uang. Dalam hal ini semampu yang kita bisa, asal penuh dengan keikhlasan dan halal. sebesar apapun yang diberikan, semuanya kami terima dengan ikhlas dan senang hati.
2. Doakan Saudara kami Rheza Anugrah Rudi Andrawan Bin Chandra Yuliawan setulus mungkin. Allah SWT pasti mendengar doa kita dan insya Allah doa yang dipanjatkan akan mendapatkan balasan terindah dari Allah SWT.
3. Sebarkan berita ini lewat BBM, Twitter, dan Facebook agar semakin banyak orang yang membantu Rhesa dengan cara memberikan link blog ini.
1. Menyumbangkan uang. Dalam hal ini semampu yang kita bisa, asal penuh dengan keikhlasan dan halal. sebesar apapun yang diberikan, semuanya kami terima dengan ikhlas dan senang hati.
2. Doakan Saudara kami Rheza Anugrah Rudi Andrawan Bin Chandra Yuliawan setulus mungkin. Allah SWT pasti mendengar doa kita dan insya Allah doa yang dipanjatkan akan mendapatkan balasan terindah dari Allah SWT.
3. Sebarkan berita ini lewat BBM, Twitter, dan Facebook agar semakin banyak orang yang membantu Rhesa dengan cara memberikan link blog ini.
Berikut adalah nomer Rekening
yang bisa digunakan, rekening ini kami ganti dengan rekening milik Rheza dan orang tua Rheza
1. BNI Cabang Universitas Indonesia Depok No. rekening 0063766357 atas nama CHANDRA YULIAWAN (ini no rekening ayahnya Rheza)
2. BRI Cabang Lenteng Agung Jakarta No. rekening 0947-01-029642-53-6 atas nama RHEZA ANUGRAH RUDY ANDRAWAN
3. BCA Cabang Matraman No. rekening 3423085611 atas nama ASLINDA (ini no rekening ibunya Rheza)
4. MANDIRI Cabang Depok No. rekening 157-00-0279582-2 atas nama ASLINDA (ini no rekening ibunya Rheza)
5. Bagi teman-teman, dosen, karyawan atau seluruh Keluarga Besar Universitas Pancasila yang ingin memberikan bantuannya secara langsung (tatap muka) dapat memberikannya kepada salah satu dari anak EAP (Taufan, Rizka, Dwi, Deska, Anis, Wita, Wida, Lisna, Tami, Fatma, Irene, Ncek, Nurul, Susi, Wivi, Lutfi, Rilham, Tedja, Zulmi, David, Bayu dll)
1. BNI Cabang Universitas Indonesia Depok No. rekening 0063766357 atas nama CHANDRA YULIAWAN (ini no rekening ayahnya Rheza)
2. BRI Cabang Lenteng Agung Jakarta No. rekening 0947-01-029642-53-6 atas nama RHEZA ANUGRAH RUDY ANDRAWAN
3. BCA Cabang Matraman No. rekening 3423085611 atas nama ASLINDA (ini no rekening ibunya Rheza)
4. MANDIRI Cabang Depok No. rekening 157-00-0279582-2 atas nama ASLINDA (ini no rekening ibunya Rheza)
5. Bagi teman-teman, dosen, karyawan atau seluruh Keluarga Besar Universitas Pancasila yang ingin memberikan bantuannya secara langsung (tatap muka) dapat memberikannya kepada salah satu dari anak EAP (Taufan, Rizka, Dwi, Deska, Anis, Wita, Wida, Lisna, Tami, Fatma, Irene, Ncek, Nurul, Susi, Wivi, Lutfi, Rilham, Tedja, Zulmi, David, Bayu dll)
Sungguh cerita ini adalah
kenyataan, bukan hoax. Kami semua adalah Mahasiswa Aktif Akuntansi di Universitas Pancasila
angkatan 2009. Bisa langsung menghubungi
contact person kami untuk menguji kebenarannya : CP : Taufan (08561433691),
Rizka (085692755217)
Semua bantuan moril dan materil dari teman-teman, kami mengucapkan banyak terima kasih dari hati yang paling dalam dengan segala kerendahan hati. Semoga selalu berada lindungan Allah SWT dan diberikan balasan yang terindah.
Semua bantuan moril dan materil dari teman-teman, kami mengucapkan banyak terima kasih dari hati yang paling dalam dengan segala kerendahan hati. Semoga selalu berada lindungan Allah SWT dan diberikan balasan yang terindah.